Peta Kabupaten Batang Jawa Tengah – Sebagai masyarakat yang tinggal di Kabupaten Batang, sebagian besar dari kita tidak mengetahui sejarah Kabupaten Batang, sehingga untuk menambah pemahaman anda, kami memberikan rincian sejarah Kabupaten Batang. Berikut penjelasannya:
Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Batang. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kendal di sebelah timur, Banjarnegara di sebelah selatan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan di sebelah barat. Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang berupa perbukitan dan pegunungan. Dataran rendah di pantai utara tidak begitu luas. Di sebelah selatan adalah Dataran Tinggi Dieng dengan puncak Gunung Prau (2.565 meter). Ibukota Kabupaten Batang terletak di sebelah barat laut wilayah Kabupaten, sebelah timur Kota Pekalongan, sehingga kedua kota tersebut seperti satu. Kabupaten Batang terletak di pesisir utara Jawa Tengah antara 6o 51′ 46″ sampai 7o 11′ 47″ LS dan 109o 40′ 19″ sampai 110o 03′ 06″ BT. Luas totalnya adalah 78.864,16 ha. Berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Kendal di timur, Kabupaten Wonosobo di selatan dan Kabupaten Banjarnegara di barat, serta Kabupaten Kala dan Pekalongan di barat. Kabupaten Batang dapat dibagi menjadi 3 periode sejarah. Berdiri sebagai persatuan sejak awal abad ke-17 dan berlanjut hingga 31 Desember 1935. Sejak 1 Januari 1936, Batang menjadi bagian dari pemerintahan Kabupaten Pekalongan. Pada tahun 1946, ada keinginan untuk kembali. status Kabupaten Batang. Ide pertama lahir dari Mohari yang dikirim melalui rapat di wilayah KNI di bawah pimpinan H. Ridwan. Sidang digelar di gedung bekas Loket Belanda (Komres Polisi 922). Panitia ini disebut Panitia Pengembalian Kabupaten Batang, yang bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan masyarakat Batang. Anggota legislatif dan pemimpin masyarakat memiliki kekuasaan selama duduk komite ini. Panitia terdiri dari RM Mandojo Devono (Direktur SGB Batang) sebagai ketua, R. Abutalkah dan R. Soedijono (Anggota DPRDS Kabupaten Pekalongan) sebagai Wakil Ketua. Panitia juga dilengkapi dengan dua orang anggota, yaitu R. Soenarjo (anggota DPRD dan juga kepala desa Kauman) dan Rahmat (anggota DPRD) untuk melakukan survei di daerah dan pergi ke Semarang untuk bertanya. dipertimbangkan. Pada tahun 1955, Panitia mengirimkan delegasi ke pemerintah pusat, antara lain RM Mandoho Devono, R. Abutalka dan Sutarto (dari DPRD). Delegasi I, antara lain M. Anwar Nasutsion (Wakil Ketua DPRD), R. Abutalkah dan Rahmat (Ketua DPRD). Sedangkan panitia kedua mempersilahkan Rahmat (Pemimpin Kabupaten Pekalongan), R. Abutalka dan M. Anwar Nasution, yang mengirimkan wakilnya pada tahun 1962. M. Soenarjo (Pemilik DRC anggota Kabupaten Pekalongan, juga Vedana Batang) dipercaya menjadi panitia. Pemimpin delegasi, Soedibjo (anggota DPRD) terpilih sebagai pelapor bersama H. Abdullah Maksoem dan R. Abutalkah. Pada tahun 1964, empat delegasi dikirim. Panitia saya titipkan kepada pimpinan R. Abutalka, dan panitia diumumkan oleh Ahmad Rochabi (anggota DPRD). Delegasi ini didampingi lima anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, yakni Rahmat, R. Moechjidi, Ratam Moeharjo, Soedibjo dan M. Soenarjo. Delegasi II yang memiliki struktur keanggotaan yang sama dengan Delegasi I akan memulai dengan menyampaikan kebutuhan masyarakat Batang kepada gubernur AS sebelum diajukan kepada Mendagri di Jakarta, serta perwakilan masa lalu. Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Delegasi III, dengan strategi keanggotaan yang sama dengan Delegasi I dan Delegasi II, mengambil langkah tambahan untuk membawa kebutuhan masyarakat Batang langsung ke Mendagri. Sementara itu, susunan delegasi IV berubah. Delegasi ini terdiri dari presiden R. Abutalkah, Rahmat sebagai wakil presiden, wartawan Ratam Moeharjo, Ahmad Rochabi I sebagai sekretaris, R. Moechjidi sebagai sekretaris II dan dilengkapi dengan anggota seperti Soedibjo dan M. Soenarjo. 1965. mengirimkan delegasi terakhir. Dilantik dengan R. Abutalkah sebagai presiden, Rahmat Wakil Presiden, Sekretaris I Ahmad Rochabi, Sekretaris II R. Moechjidi, Reporter Ratam Moehardjo dan dua anggota yaitu M. Soenarjo dan Soedibjo. Perwakilan terakhir atau kesepuluh berkesempatan menyaksikan Sidang Paripurna DRC GR menyetujui RUU pembentukan Pemerintah Kabupaten Batang dalam Dewan. Pemerintahan Tingkat II Kabupaten Batang dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 yang diumumkan dalam Lembaran Negara Nomor. 52 tanggal 14 Juni 1965 dan UU No. 20 Tahun 1965 dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Pada tanggal 8 April 1966 bertempat di bekas Kanjengan Batang Lama (tempat tinggal dan kantor beliau), pada hari Jum’at dianggap sebagai suatu kebahagiaan bagi masyarakat Batang, berbagi dengan Kliwon. Bupati Batang) meresmikan pembentukan Daerah Tingkat II Batang. Upacara khidmat yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga 11.00 tersebut antara lain berupa pengumuman dan pelantikan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Brigjen (Tit) KKO-AL Mokhtar dalam pelantikan Kabupaten Batang. R. Sadi Poerwopranoto selaku Gubernur Daerah Batang menyerahkan kewenangan daerah dari KDH Bupati Pekalongan kepada pimpinan KDH Bupati Batang, bersamaan dengan sambutan Gubernur Daerah Jawa Tengah. Kabupaten Batang memiliki 15 kecamatan, yang terbagi menjadi beberapa desa dan kecamatan. Pusat pemerintahan berada di Kabupaten Batang. Selain Batang, kota-kota penting lainnya di kota ini adalah: Tulis, Subah, Gringsing (Plelen); ketiganya di jalan pantai utara dan sebagai segitiga emas untuk pertemuan bisnis Limpopung Tersono, Bawang, Bandar. Juga di selatan Batang terdapat Bandar, yang kini berkembang dan menjadi tempat cengkeh, petai, dan pisang. -Surabaya-Banyuwangi). Meski jalan negara memiliki 5 lajur, 3 di kanan dan 2 di kiri, arah ini sempat ricuh saat musim mudik Lebaran. Ada cara lain untuk menghindari kemacetan seperti Batang – Bandar – Blado – Reban – Bawang – Sukorejo – Parakan – Temangung – Magelang – Jogja dan Batang – Bandar – Limpung – Tersono – Sukorejo – Veleri – Semarang. Kabupaten Batang juga terhubung ke utara Pulau Jawa (Jakarta-Surabaya) dengan jalur kereta api. Karena dekat dengan kota besar Pekalongan, banyak kereta api yang tidak berhenti di stasiun Batang. Perjalanan dengan kereta api dari wilayah Kabupaten Batang sangat menarik dan tidak membosankan karena perjalanan menyusuri pantai yang indah, terminal bus terpenting di Kabupaten Batang adalah Terminal Banyuputih dan Terminal Limpong yang selalu ramai. bis kota. Selain itu, bus antarkota antarprovinsi berhenti untuk minuman di berbagai restoran di distrik Gringsing. Truk/truk berada di Banyuputih dan Timbang, sehingga Batang yang berada di tengah Pulau Jawa selalu didatangi truk menengah di Indonesia. Pekerjaan Kabupaten Batang adalah bisnis. di utara Jawa. Lalu lintas dan mobilitas yang tinggi ke arah pantai utara memungkinkan berkembangnya daratan dengan harapan penting di bidang transportasi dan jasa transportasi. Letak wilayah Kabupaten Batang yang memadukan antara pesisir, dataran rendah dan pegunungan menjadikan Kabupaten Batang Potensi yang Besar untuk agrobisnis, agribisnis perdagangan dan niaga, di Kabupaten Batang banyak terdapat bisnis tekstil mulai dari bisnis domestik hingga ekspor, termasuk PT Primatex dan PT Saritex. Wilayah Kabupaten Batang merupakan pilihan yang sangat baik dari segi bisnis karena dilintasi oleh jalan perdagangan nasional yaitu Jalan Pantai Utara. Dengan garis pantai yang panjang, wilayah tersebut berpotensi menjadi pelabuhan perikanan dan pelabuhan kargo produk lokal. Rencana pemerintah pusat membangun pipa gas bumi dari Sirebon, Jawa Barat hingga Gresik, Jawa Timur akan memungkinkan tumbuhnya bisnis besar di sepanjang pipa tersebut. Pasokan listrik di wilayah Batang juga bisa diandalkan karena melalui jaringan SUTET milik PT PLN (Persero). Beberapa daerah juga berpotensi menghasilkan air yang dapat diubah menjadi pembangkit listrik tenaga air kecil (PLTMH). Daerah Batang sangat luas, hampir tidak ada sejarah bencana geologi, SDM yang banyak, akan sangat bermanfaat bagi investor yang ingin membangun bisnis di daerah ini. Kabupaten Batang memiliki wilayah yang kaya akan sumber daya alam, hutan dan laut, sehingga sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Beberapa objek wisata tersebut antara lain: Agrowisata Sodong Salak di Desa Sodong, Kecamatan Wonotunggal, ± 17 km dari ibu kota Kabupaten Batang pada ketinggian 600 – 800 m dpl. Desa Sodong memiliki potensi yang dikembangkan yaitu Kurug dan agrowisata Salak Sodong, serta dikenal juga dengan nama capulogo, vanili dan cengkeh. Pada tahun 1999, Salak Sodong memenangkan Lomba Buah Tingkat Jawa Tengah. Air Terjun Genting Air Terjun Genting terletak di Kecamatan Blado, sekitar 38 km arah selatan Kota Batang. Air terjun yang indah dengan ketinggian 40 m ini dikelilingi oleh hutan pinus. Dengan udara segar dan kehijauan desa, Genting Curug sangat ideal sebagai tujuan liburan. Curug Gombong, tinggi 13 m, membelah lapisan batuan alami (tas rei). Terletak di desa Gombong, 6 km sebelah selatan kecamatan Subah. Sejauh ini, belum ada pengusaha yang mengembangkan Curug Gombong sebagai destinasi wisata yang potensial. Pantai Sigandu merupakan panorama pantai Kota Batang yang indah di sore hari, saat perahu-perahu nelayan pulang untuk mendaratkan hasil tangkapannya. Upacara Nyadran Pantai penyelamatan (nyadran) berada di pantai di mana Sungai Sambong membelah kota, dengan parade dan lomba perahu dayung tradisional dari semua nelayan di Batang. Upacara ini diadakan setiap tahun pada kesempatan Idul Fitri
Peta Kabupaten Batang Jawa Tengah
Hotel di kabupaten batang jawa tengah, peta kabupaten pati jawa tengah, peta kabupaten banyumas jawa tengah, peta kabupaten di jawa tengah, peta kabupaten grobogan jawa tengah, peta kabupaten purworejo jawa tengah, peta kabupaten kendal jawa tengah, peta kabupaten purbalingga jawa tengah, hotel dewi ratih kabupaten batang jawa tengah, peta kabupaten karanganyar jawa tengah, peta kabupaten boyolali jawa tengah, peta kabupaten pekalongan jawa tengah